Pengertian DIGITAL DIVIDE
Digital divide mempunyai arti sebagai kesenjangan antara individu, rumah tangga, bisnis, (atau kelompok masyarakat) dan area geografis pada tingkat sosial ekonomi yang berbeda dalam hal kesempatan atas akses teknologi informasi dan komunikasi/TIK(information and communication technologies/ ICT)atau telematika dan penggunaan internet untuk beragam aktifitas. Jadi, digital divide atau “kesenjangan digital” sebenarnya mencerminkan beragam kesenjangan dalam pemanfaatan telematika dan akibat perbedaan pemanfaatannya dalam suatu negara dan/atau antar Negara.
Perkembangan
teknologi banyak mempengaruhi beragam tatanan kehidupan masyarakat. Pada
dasarnya, telematika dinilai sangat penting tak saja karena potensi generiknya
sebagai productivity tool dalam penciptaan nilai tambah tetapi juga enabling
tool bagi (hampir) semua masyarakat. Karenanya, kesenjangan dalam hal ini
berpotensi melahirkan persoalan kesenjangan baru dalam masyarakat atau
memperparah persoalan kesenjangan yang ada, terutama di negara berkembang atau
kelompok masyarakat/ daerah yang relatif tertinggal. Digital divide atau
senjang digital mengacu pada kesenjangan atau jurang yang menganga di antara
mereka yang dapat mengakses teknologi informasi (TI) dan mereka yang tidak
dapat melakukannya. Ketakseimbangan ini bisa berupa ketakseimbangan yang
bersifat fisik (tidak mempunyai akses terhadap komputer dan perangkat TI lain)
atau yang bersifat keterampilan yang diperlukan untuk dapat berperan serta
sebagai warga digital. Jika pembagian mengarah ke kelompok, maka senjang
digital dapat dikaitkan dengan perbedaan sosial-ekonomi (kaya/miskin), generasi
(tua/muda), atau geografis (perkotaan/pedesaan).
Penyebab
terjadinya digital devide / kesenjengan digital
Ada
beberapa hal yang menyebabkan terjadinya kesenjangan digital ( Digital Devide )
yaitu :
1.
Infrastruktur
Infrastruktur
merupakan sebuah fasilitas pendukung, seperti infrastruktur listrik, internet,
komputer dan lain.Contoh gampang mengenai kesenjangan infrastruktur ini, orang
yang punya akses ke komputer bisa bekerja dengan cepat. Ia bisa menulis lebih
cepat ketimbang mereka yang masih menggunakan mesin ketik manual.
Contoh
yang lain, orang yang mempunyai akses ke komputer dan ke Internet, otomatis
mempunyai wawasan yang lebih luas ketimbang mereka yang sama sekali tidak punya
akses ke informasi di Internet yang serba luas.
2.
Kekurangan skill (SDM)
Sumber
daya manusia sangat berpengaruh dalam dunia ilmu teknologi dan informasi karena
SDM ini menentukan biasa tidaknya seorang mengoperasikan atau mengakses sebuah
informasi.
3. kurangnya pemanfaatan internet
itu sendiri
Berbicara
mengenai kesenjangan digital, bukanlah semata-mata persoalan infrastuktur.
Banyak orang memiliki komputer, bahkan setiap hari, setiap jam- bisa mengakses
Internet tetapi "tidak menghasilkan apapun
Misal,
ada seorang remaja punya akses ke komputer dan Internet. Tapi yang dia lakukan
hanya chatting yang biasa-biasa saja. Tentu saja, ia tidak bisa menikmati
keuntungan-keuntungan yang diberikan oleh teknologi digital. Itu artinya,
kesenjangan digital tidak hanya bisa dijawab dengan penyediaan infrastruktur
saja. Infrastruktur tentu dibutuhkan tetapi persoalannya adalah ketika orang
punya komputer dan bisa mengakses Internet, pertanyaan berikutnya adalah,
"apa yang mau diakses? Apa yang mau dia kerjakan dengan peralatan itu,
dengan keunggulan-keunggulan teknologi itu.
4.Kurang nya isi konten
Kekurangan konten yang paling terbaca disini adalah
masih banyaknya masyarakat dengan penggunaan konten di sebuah sarana digital.
Hal yang menjadi poin utama dalam permasalahan konten ini adalah kurangnya
konten bahasa Indonesia dalam softwere digital yang ada. Mungkin di daerah yang
masih berdekatan dengan kota-kota besar sudah banyak masyarakat yang memahami
bahasa Inggris sehingga tahu bagaimana cara menggunakan aplikasi dalam sarana
digital tertentu, tetapi bagaimana kabar dari saudara-saudara kita di daerah
seperti yang disebutkan diatas, mereka yang masih belum memiliki jaringan
Internet, bahkan listrik. Apakah mereka bisa paham menggunakan sarana digital
yang di dominasi oleh perangkat berbahasa asing (Inggris).
Solusi
mengurangi kesenjangan digital
1.
Langkah yang terbaik untuk mengurangi kesejangan digital adalah menyiapkan
masyarakat untuk bisa menangani, menerima, menilai, memutuskan dan memilih
informasi yang tersedia. Penyiapan kondisi psikologis bagi masyarakat untuk
menerima, menilai, memutuskan dan memilih informasi bagi diri mereka sendiri
akan lebih efektif dan mendewasakan masyarakat untuk bisa mengelola informasi
dengan baik. Dengan kemajuan teknologi informasi seseorang atau masyarakat akan
mendapat kemudahan akses untuk menggunakan dan memperoleh informasi. Misalnya
dengan mengadakan penyuluhan kesekolah-sekolah tentang penggunaan Internet.
2.
Pembangunan fasilitas telekomunikasi antara kota dan desa, sehingga setiap
masyarakat yang ingin mengakses informasi dapat tercapai dengan tersedianya
fasilitas telekomunikasi yang memadai. Wartel dan Warnet memainkan peranan
penting dalam mengurangi digital divide. Warung Telekomunikasi dan Warung
Internet ini secara berkelanjutan memperluas jangkauan pelayanan telepon dan
internet, baik di daerah kota maupun desa.
Dampak
digital devide
Ada
2 dampak yang ditimbulkan oleh kesenjangan digital yaitu dampak positif dan
dampak negatif
1. Dampak negatif
Dampak
negatif kesenjangan digital adalah bagi mereka yang mampu menghasilkan
teknologi dan sekaligus memanfaatkan teknologi memiliki peluang lebih besar
untuk mengelola sumber daya ekonomi, sementara yang tidak memiliki teknologi
harus puas sebagai penonton saja. Akibatnya yang kaya semakin kaya dan yang
miskin tetap miskin.
2.
Dampak positif
Dampak
positif kesenjangan digital bagi sebagian orang yang belum mengenal atau
menerapkan teknologi adalah masyarakat dapat termotifasi untuk ikut ambil bagian
dalam peningkatan teknologi informasi, Teknologi informasi merupakan teknologi
masa kini yang dapat menyatukan atau menggabungkan berbagai informasi, data dan
sumber untuk dimanfaatkan sebagai ilmu bagi kegunaan seluruh umat manusia
melalui penggunaan berbagai media dan peralatan telekomunikasi modern. Dengan
menggunakan berbagai media, peralatan telekomunikasi dan computer canggih,
Teknologi Informasi akan terus berkembang dan mempunyai peranan yang sangat
penting dalam kehidupan dan peradaban umat manusia di seluruh dunia. Kemajuan
peradaban manusia di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi pada abad informasi
ini telah memudahkan manusia berkomunikasi antara satu dengan lainnya.
Kesimpulan :
Perkembangan masyarakat dalam skala besar memang
berawal dari perkembangan struktur kognisi informasi yang dimiliki masyarakat
itu sendiri. Peran dan tugas agen perubah – dalam hal ini profesional
informasi, lembaga informasi, dan pemerintah – sangat menentukan perubahan
tersebut. Perubahan terjadi selalu diikuti dinamika kesenjangan informasi/ilmu
pengetahuan. Analisis ketiga artikel di atas cukup memberikan skema kesenjangan
ilmu pengetahuan dari berbagai variabel yang ikut berperan di dalamnya. Proses penyebaran
informasi seharusnya dilakukan dengan memperkecil kemungkinan terjadinya
misrepresentasi yang berakibat pada degradasi informasi. Hal ini perlu
dilakukan guna mereduksi kesenjangan (gap) ilmu pengetahuan yang
muncul di tengah-tengah masyarakat. Selain itu, kesadaran informasi di
tengah-tengah masyarakat akan terbangun dengan sendirinya jika struktur kognisi
informasi yang terbangun tidak jauh berbeda antara kelompok masyarakat satu
dengan lainnya.
Secara luas, masyarakat Indonesia sedang
berhadapan dengan arus perkembangan – dapat disebut porses pendewasaan –
kesadaran informasi. Tentunya perkembangan tersebut tidak terlepas dari
munculnya fenomena baru di masyarakat. Oleh karena itu, sinergitas pemerintah
dan lembaga informasi harus lebih aktif berperan dan memberikan perhatian
khusus kepada kebutuhan informasi masyarakat. Terutama perhatian terhadap pola
perkembangan masyarakat dalam hal teknologi, ekonomi, pekerjaan, spasial, dan
kultural. Dengan demikian, kesenjangan ilmu pengetahuan antar-masyarakat dapat
ditekan sehingga perbedaan ilmu pengetahuan antar-masyarakat tidak terlalu
signifikan. Selain itu, pemegang kuasa (pemerintah) juga perlu memperhatikan
empat aspek dalam knowledge-gap framework, sehingga strategi,
perencanaan dan persepsi terhadap informasi dapat diterima secara baik oleh
masyarakat.
0 komentar:
Posting Komentar